Kami Orang-orang Perjuangan, Adalah Merdeka bagai Burung – Burung
Di udara,Oleh sebab itu tidak Mungking bisa Bekerja sama dgn Pemerintahan Tuan( Belanda ). ”Tengku Raja Silang Raja Kerajaan Karang Tamiang.”
Mengenal Tamiang
A.TAMIANG MASA KINI
Tamiang pada awalnya merupakan satu kerajaan yang pernah mencapai puncak kejayaan dibawah pimpinan seorang Raja Muda Setia. Pada masa kerajaan tersebut wilayah Tamiang dibatasi oleh daerah-daerah :
- Sungai Raya / Selat Malaka di bagian Utara
- Besitang di bagian Selatan
- Selat Malaka di bagianTimur
- Gunung Segama ( gunung Bendahara / Wilhelmina Gebergte ) di bagian Barat.
Pada masa kesultanan Aceh
Pada tahun 1908 terjadi perubahan Staatblad No.112 tahun 1878, yakni Wilayah Tamiang dimasukkan ke dalam Geuverment Aceh en Onderhoorigheden yang artinya wilayah tersebut berada dibawah status hokum Onderafdelling. Dalam Afdeling Oostkust Van Atjeh ( Aceh Timur ) terdapat beberapa wilayah Landschaps dimana berdasarkan Korte Verklaring diakui sebagai Zelfbestuurder dengan status hukum Onderafdelling Tamiang termasuk wilayah-wilayah :
- Landschap Karang
- Landschap Seruway / Sultan Muda
- Landschap Kejuruan Muda
- Landschap Bendahara
- Landschap Sungai Iyu, dan
- Gouvermentagebied Vierkantepaal Kualasimpang.
Nama Tamiang dipakai dalam usulan bagi pemekaran status wilayah Pembantu Bupati Aceh Timur Wilayah-III meliputi wilayah bekas Kewedanaan Tamiang. Tuntutan pemekaran daerah di Propinsi Daerah Istimewa Aceh sebenarnya telah dicetuskan dan diperjuangkan sejak tahun 1957 awal masa Propinsi Aceh ke-II, termasuk eks Kewedanaan Tamiang diusulkan menjadi Kabupaten Daerah Otonom. Berikutnya usulan tersebut mendapat dorongan semangat yang lebih kuat lagi sehubungan dengan keluarnya ketetapan MPRS hasil sidang umum ke-IV tahun 1966 tentang pemberian otonomi yang seluas-luasnya. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah - Gotong Royong (DPRD-GR) Propinsi Daerah Istimewa Aceh dalam usul memorendumnya tentang Pelaksanaan Otonomi Riel dan luas dengan Nomor B-7/DPRD-GR/66, terhadap Pemekaran Daerah yang dianggap sudah matang untuk dikembangkan secara lengkap adalah sebagai berikut :
- Bekas Kewedanaan Alas dan Gayo Lues menjadi Kabupaten Aceh Tenggara dengan ibukotanya Kutacane;
- Bekas daerah Kewedanaan Bireun, menjadi Kabupaten Djeumpa dengan ibukota Bireun;
- Tujuh kecamatan dari bekas kewedanaan Blang Pidie menjadi Kabupaten Aceh Barat Daya dengan ibukota Blang Pidie;
- Bekas Daerah "Kewedanaan Tamiang" menjadi Kabupaten Aceh Tamiang dengan ibukotanya Karang Baru
- Bekas daerah Kewedanaan Singkil menjadi Kabupaten Singkil dengan ibukotanya Singkil;
- Bekas daearh Kewedanaan Simeulue menjadi Kabupaten Simeulue dengan ibukotanya Sinabang;
- Kotif Langsa menjadi Kotamadya Langsa.
Usulan tersebut diatas sebahagian besar sudah menjadi kenyataan, saat ini yang sudah mendapat realisasi sebanyak 4 wilayah dan Tamiang termasuk yang belum mendapatkannya. Bertitik tolak dari hal-hal tersebut diatas dan sesuai dengan tuntutan dan kehendak masyarakat di wilayah Tamiang, maka selaras dengan perkembangan zaman diera reformasi, demokrasi wajar kiranya bila masyarakat setempat mengajukan pemekaran dan peningkatan statusnya.
Sebagai tindak lanjut dari cita-cita masyarakat Tamiang tersebut yang cukup lama proses secara historis, maka pada era reformasi sesuai dengan undang - undang No. 22 tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah, pintu cita–cita tersebut terbuka kembali serta mendapat dukungan dan usul dari :
1. Bupati Aceh Timur, dengan surat No. 2557 138 / tanggal 23 Maret 2000, tentang usul peningkatan status Pembantu Bupati Wilayah III Kualasimpang menjadi Kabupaten Aceh Tamiang kepada DPRD Kabupaten Aceh Timur.
2. DPRD Kabupaten Aceh Timur dengan surat No. 1086 / 100 - A / 2000, tanggal 9 Mei 2000, tentang persetujuan peningkatan status Kabupaten Aceh Tamiang.
3. Surat Bupati Aceh Timur, No. 12032 / 138 tanggal 4 Mei 2003 kepada Gebernur Daerah Istimewa Aceh tentang peningkatan status Kabupaten Aceh Tamiang.
4. Surat Gubernur Daerah Istimewa Aceh No. 138 / 9801 tanggal Juni 2000 kepada DPRD Propinsi Daerah Istimewa Aceh tentang peningkatan status Kabupaten Aceh Tamiang.
5. Surat DPRD Daerah Istimewa Aceh No. 1378 / 8333 tanggal 20 Juli 2000 tentang persetujuan peningkatan status Kabupaten Aceh Tamiang.
6. Surat Gubernur Daerah Istimewa Aceh No. 135 / 1764 tanggal 29 Januari 2001 bappedatamiang Powered by Mambo Generated:14 January, 2009, 02:36 kepada Menteri Dalam dan Otonomi Daerah Republik Indonesia Cq. Dirjen PUMD tentang usul peningkatan status Pembantu Bupati dan Kota Adminstrasi menjadi Daerah Otonom. Kerja keras yang cukup panjang itupun akhirnya membuahkan hasil. Pada tanggal 2 Juli 2002, Tamiang resmi mejadi Kabupaten berdasarkan UU No. 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Tamiang di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Letak Geografis dan Batas Wilayah
Kabupaten Aceh Tamiang secara geografis terbentang pada posisi 03° 53 - 04° 32' LU sampai 97° 44'- 98° 18' BT, dengan batas administratif adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Langsa Timur, kota Langsa dan Selat Malaka
- Sebelah Timur dengan kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara
- Sebelah Selatan dengan kabupaten Langkat Sumatera Utara dan kecamatan Pinding kabupaten Gayo Lues
- Sebelah Barat dengan kecamatan Serba Jadi dan kecamatan Birem Bayeun kabupaten Aceh Timur
Kerajaan Pertama di Bumi Tamiang.
Menurut cerita dahulu,sewaktu kerajaan melayu raya di serang oleh Sriwijaya,terjadi pengungsian besar-besaran,banyak orang melayu yang mengungsi, diantaranya ada yg ke pesisir sumatera timur menyusuri ke barat Ke Teluk Aru,Pulau Kampai dan ke serang Jaya.
Di tempat terakhir ini,pernah berdiri suatu Bandar Jaya,suatu Pelabuhan Besar yang menghubungkan Perdagangan dengan Malaka-Siam ( Thailand ) dll.di Puncak kejayaannya,Bandar ini di serang oleh Rajendra Chola abad ke 11 ( 1024 ) dari kerajaan Chola Mandala tepatnya India Bagian Selatan.di mana Bandar jaya hancur lebur Karena pertempuran yang sangat Dasyat,hingga terjadi pengungsian besar – besaran dari seluruh Penduduk yang telah memiliki budaya yg tinggi itu,harus mengungsi ke pedalaman tempat di sungai simpang kanan,bermukimlah suatu rombongan pengungsian yang terbesar yg di komandoi oleh pemimpin-pemimpin suku yg berasal dari Bandar Jaya,maka di bangunlah Bandar Yang Baru yang di beri nama BANDAR BUKIT KARANG, berdirinya di sekitar pertengahan abad ke 11.dengan Raja Potala ( 1256 – 1278 ).
Hingga tahun 1330,Tamiang Bukan merupakan suatu Kerajaan Islam, dan tamiang menjadi suatu kerajaan islam setelah Bukit Karang di taklukan Oleh Kerajaan Samudera ( aceh ). Tamiang Mengalami serangan dari Kerajaan Samudera pada Masa Pemerintahan Raja Dinok. Pada waktu itu kerajaan samudera di Pimpin Oleh Sultan Malikul Thahir 1297 – 1326.Beriring Perjalanan waktu dan seiring dengan Perkembangannya, maka terbentuklah kerajaan Islam di Tamiang,yg pernah mencapai Masa Puncak Kejayaan di masa Pemerintahan Raja MUDA SEDIA,yang berpusat di ibukota kerajaan di Benua Raja.
Periode Sebelum Islam Masuk Ke Tamiang
Tan Penoh
Memerintah di Bukit karang antara tahun 1023 – 1044 M.beliau berasal dari turunan suku ganda yang membangun bandar jaya dari kerajaan sarang Jaya kisaran tahun 990 – 1023 M.bukti sejarah ini hasil dari di temukannya uang logam tiongkok di masa Kaisar Tang ( 627 – 649 M ) dan Kaisar Sung ( 960 – 971 M ).pd masa pemerintahannya telah tercipta hubungan dagang dgn kerajaan Cina ketika itu.
Tan Kelat
Periode Peemerintah kisaran tahun 1044 – 1088 M
Tan Endah
Periode Pemerintah Kisaran tahun 1088 – 1122 M
Tan Bandar
Periode Pemerintah Kisaran tahun 1122 – 1150 M
Tan PenoK
Periode Pemerintahan Kisaran Tahun 1150 – 1190 M
Hingga Akhir Hayatnya,Tan Penok tidak mempunyai keturunan / putera,untuk mengantikannya,beliau hanya memiliki anak angkat yg bernama Pucuk Suluh.sejak inilah kerajan bukit Karang di namakan Temiyang,menurut beberapa pendapat,temiyang di ambil arti makna Pucuk suluh,Te- miyang pucuk suluh di namakan juga ketika itu RAJA PUTJUK SULUH NEGERI TEMIYANG.dan keturunan raja-raja tersebut di namakan suku suluh.
Raja Putjuk Suluh
Periode Pemerintahan kisaran tahun 1190 – 1256 M
Raja Pepale ( Popala )
Periode Pemerintahan kisaran tahun 1256 – 1278 M
Raja Podewangsa
Periode Pemerintahan kisaran tahun 1278 – 1300 M
Raja Podinok
Periode Pemerintahan kisaran tahun 1300 – 1330 M
Raja Podinok ini meninggal di Bukit Rata di dalam benteng saat-saat terakhir dikala Beliau Memimpin langsung Peperangan atas serangan kerajaan samudera Pase dalam rangka mengembangkan Agama Islam,Raja ini tidak memiliki Putra Mahkota,maka kedudukannya di gantikan oleh adiknya Raja Muda Sedia ( PO Hiang )
Periode Masuknya Agama Islam
Raja Muda Sedia
Masa Pemerintahan 1330 – 1352 M
Di Masa Pemerintahan Raja Muda Sedia, Kerajaan Tamiang mulai berkembang sebagai suatu kerajaan Islam berpusat di Kuta Benua,sekarang Kejuran Muda. Dan mengakui secara sah hak datuk- datuk selaku pemimpin Negeri ( Kampung ).
Dan lambat laun berubah menjadi Datuk empat suku,di mana salah satu tugasnya mengangkat & mengesahkan Raja Tamiang.tata Pemerintahan kerajaan di tetapkan denga bentuk Pemerintahan Berbalai. ( Balai kerajaan dan Balai empat suku ) terdiri atas wakil Empat suku, delapan Kaum,16 Pancar,dan 36 dengan handai Taulan serta Kerabat.dari keputusan Balai Kerajaan di Masa Pemerintahan Beliaulah lahir kata Tuah : adat di Pangku,jarak di junjung,resam di jalin & Kanun di atur
Dalam Menjalankan Roda Pemerintahannya,beliau di dampingin Oleh Mengkubumi ( Muda Sedinu ) dengan Seorang Pemuka Agama Yaitu Tu Ampun Tuan yg berkedudukan di Batu Bedulang.Raja Muda Sedinu dan Tu Ampun Tuan hilang di dalam Persemediannya di daerah Gunung Senama setelah Kuta Benua di Bumi Hanguskan, Akibat Peperangan dengan Kerajaan Maja Pahit yg di Pimpin langsung Oleh Patih GAJAH MADA.Hancurlah kuta benua,lalu Pusat kerajaan Tamiang oleh Mangkubumi Muda sedinu di Pindahkan ke Pagar Alam ( Kuala Simpang Jernih )
Radja Muda Sedinu masa Pemerintahan tahun 1352 – 1369 M
Radja Po Malad masa Pemerintahan tahun 1369 – 1412 M
Radja Po Kelabu masa Pemerintahan tahun 1412 - 1454 M
Radja Po Kandis masa Pemerintahan tahun 1454 - 1483 M
Radja Po Garang masa Pemerintahan tahun 1483 - 1528 M
II.Tamiang Dalam Sejarah
A.Kerajaan – Kerajaan di tamiang.
Kilas Sejarah,Sistem Pemerintahan Tamiang telah tersusun dgn sangat rapi di Masa Pemerintahan Raja Muda Sedia( 1330 M – 1352 M )Selain berhasil dalam Menjalankan Roda Pemerintahan,Raja Muda Sedia Pernah memukul Mundur serangan Pertama yg di lakukan Oleh Kerajaan Maja Pahit yg di Pimpin Oleh Patih Gajah Mada di Kuala Tamiang.tanpa di ketahui oleh Raja Muda Sedia,Prajurit majapahit melakukan Penyeranggan Kembali terjadi peperangan yg sangat Dahsyat di bukit suling,kota Benua di Bumi Hanguskan Oleh Prajurit-prajurit Majapahit.raja Muda Sedia terpaksa mundur ke Daerah Hulu Sungai Simpang Kiri & Menghilang dalam pertapaanya di Gunung Segama.sedangkan Permaisurinya yg kala itu dlm keadaan Hamil tua,kembali ke Negeri Asalnya (Aceh ).
Beberapa tahun kemudian, Pemerintahan Kerajaan tamiang terlahir kembali di Pimpin Oleh Mangkubumi yg berpusat di Kuala Simpang Negeri Pagar Alam.setelah itu terjadi pergantian tahta, Raja Po Lamat,Raja Po Kelabu tunggal,Raja Po Garang,Raja Kandis.
Setelah Raja Kandis Mangkat,Posisi Beliau di gantikan Oleh Menantunya Raja Pendekar Sri Mangkuta dalam masa Pemerintahanya Pusat kerajaan di Pindahkan ke Pantai Tinjau ( 1523 – 1558 M ).Pada awal Pemerintahannya Beliau Pernah Melakukan Kunjungan ke Kerajaan Aceh yg pada Kala itu di pimpin Oleh Sultan Muqayat Shah ( 1511 – 1530 M ) & pd saat kunjungan itu Pula lah,Sri Sultan memberi Pengakuan atas Kerajaan TAMIANG.pada Masa Pemerintahan nya,Kerajaan Tamiang di Pecah menjadi Dua Kerajaan Kerajaan Kecil Yaitu NEGERI KARANG & BENUA TUNU Dua kerajaan ini masing-masing di Pimpin oleh anak keturunan Raja Muda Sedia & Muda Sedinu.Benua Tunu di bangun di atas Puing-puing Kota Benua Raja, yg di pimpin Oleh Raja Gempa Alamsyah ( 1558 – 1588 )& Negeri Karang di Pimpin Oleh Raja FROMSYAH ( 1588 – 1590 ) Berpusat di Negeri Menanggini.kedua kerajaan kecil ini tunduk kepada kerajaan Tamiang di Pantai Tinjau ( Raja Pendekar Sri Mangkuta ).Setelah Raja Sri mangkuta Wafat,di Masa Pemerintahan Raja Penita ( 1699 – 1700 ) Turunan dari Raja Gempa Alamsyah yang Memerintah Benua Tunu & Raja Tan Kuala ( 1662 – 1699 ) Turunan dari Raja FROMSYAH memerintah Negeri Karang ,untuk Menghindari terjadinya Silang Pendapat & Mencegah agar tidak terjadi Perang Saudara karena Memperebutkan Kekuasaan Kerajaan Tamiang, Maka Kedua Raja Bersaudara itupun bersepakat ( Benua Tunu & Negeri Karang ) Bersama – sama, memohon kepada Sultan Taj Alam Syaifuddin Mukayatsyah ( 1641 – 1676). Dan Pada Masa Pemerintahan Ratu Kemalat Syah ( 1688 – 1699 ) Kerajaan Benua Tunu & Negeri Karang di Syahkan Menjadi suatu Kerajaan yg berdaulat Penuh & Mendapat Cap Sikureung.Seiring Perjalanan waktu dari dua kerajaan kecil dahulu,terlahir pula kerajaan-kerajaan baru yaitu Negeri Bendahara di bawah Pemerintahan Potjcut Achmad Gelar Raja Bendahara I ( 1883 – 1871 ) yg juga mendapatkan Cap Sikureung dari sultan Aceh.adapun Kerajaan yg pernah ada di Bumi Tamiang :
1. Benua tunu
Daerah Pemerintahan kejuruan Muda pada waktu itu Meliputi:
Kampung Ronggoh,Kalui,Lubuk Mandah,Seumadam,Minuran,Tanjung mancang,Benua Tunu,Paya perang,Kuta Lintang,Bukit Culim,Alur Manis,Bukit selamat . Adapun Raja yg Pernah Memerintah di Kerajaan Kejuruan Muda adalah :
1.Gempa Alamsyah 1558 – 1588 M
2.PO Banda 1588 – 1629 M
3.PO Perum 1629 – 1669 M
4.Pendita 1669 – 1700 M
5.PO Gam 1700 – 1937 M
6.PO Kecik 1737 – 1770 M
7.PO Penuh 1770 – 1800 M
8.Bahma 1800 – 1837 M
9.Perum 1837 – 1860 M
10.Peganding 1860 – 1866 M
11.Pegondan 1866 – 1872 M
12.Nyak Mut 1872 – 1887 M
13.Raja Man 1887 – 1893 M
14.Mangkubumi 1893 – 1911 M
15.Raja Habsyah 1911 – 1917 M
16.Mangku Raja 1917 – 1933 M
17.Raja Sulung 1933 – 1945 M
2.Kerajaan Bendahara
Daerah yg meliputi kekuasaan kerajaan bendahara antara lain: Seruway,Sungai Iyu & Telaga Meku.Raja- raja yg Pernah Memimpin di kerajaan Bendahara adalah :
Panglima Deli 1789 – 1837
Achmad Deli 1837 – 1871
Raja matali deli 1871 – 1901
Raja ibrahin deli 1904 – 1906
Raja achmad basyah 1943 – 1946
Tercatat sejak tahun 1906 Bendahara Hilir utara oleh Pemerintahan Belanda Pernah di gabungkan dgn kerajaan karang,& pada tahun 1943 oleh Pemerintahan Jepang di pisahkan kembali.
3.Kerajaan seruway
Kerajaan Seruway,dahulunya merupakan Bagian dari Kerajaan Bendahara.Pada Tahun 1865 M,Pemerintahan Belanda menjadikannya Kerajaan Kecil,dengan Wilayah Utama Tamiang Hilir Selatan.adapun Raja- raja yg Pernah memerintah di Kerajaan Seruway,antara Lain :
R Sulung Laut 1865 – 1902 M
T Hitam Abdul Majid 1902 – 1917 M
T Kamaruddin 1917 – 1928 M
T Zainal abidin 1928 – 1945 M
4.Kerajaan karang tamiang
Daerah Pemerintahan Kerajaan Karang pada waktu itu meliputi :
Batu Bedulang,Lubuk Tanggal subang,Kampung segerduk,lubuk Pika,Pantai tinjau,Menanggini,Sekumur,Rantau Panjang,Alur Bemban,Perupuk,serba, Air tenang,Adapun Raja-raja yg Pernah Memimpin di Kerajaan karang,adalah :
1. Raja Fromsyah 1558 – 1590 M
2.Raja Pesinah 1590 – 1624 M
3.Tan Muddin 1624 – 1662 M
4.Tan Kuala 1662 – 1699 M
5. Tan Mertju 1699 – 1753 M
6. Tan Pesia 1753 – 1800 M
7. Tan Sua 18 00 – 1845 M
8.Raja Ben Raja 1845 – 1896 M
9. RAJA SILANG 1901 – 1925 M
10. Tengku Muhamad Arifin 1925 - 1945 M
Perlawanan raja silang
( T AChmad syailani )
melawan kolonialisme belanda
16 November 1889 – 27 September 1896
Latar Belakang peperangan
Awal sejarah Belanda Ikut Campur dlm urusan Pemerintahan di Tamiang,di karenakan terjadinya Perpecahan atau Perang Saudara antara T Achmad dgn T Usman di Kerajaan Bendahara,hingga Mengakibatkan tewasnya Raja Usman pd Tahun 1864, Istri & Puteranya T Sulung lari Ke Langkat Meminta Bantuan kepada Tengku Musa ( Pangeran Langkat ).Sejak kejadian tersebut,Belanda mulai berkuasa di Sumatera Timur ( disebabkan mulai terpecahnya kerajaan-kerajaan d Tamiang) & adanya Hubungan T Sulung Laut dgn Langkat,maka Negeri Seruway yg Selama ini menjadi Bagian dari Kerajaan Bendahara & ingin menjadi Bagian dari Kerajaan Langkat.Langkat yang Semula merupakan Bagian dari kerajaan Siak telah Memutuskan diri dari kerajaan tersebut & Belanda Menetapkan Langkat Menjadi Sebuah Kesultanan,maka Langkat di Jadikan Belanda Sebagai Pintu Gerbang agar dapat Masuk & Mencampuri Urusan Pemerintahan di Bumi Tamiang Secara Bertahap.
Peristiwa ini Sungguh Mengecewakan Raja-raja di Tamiang,akan tetapi T Sulung Laut tidak menyadari,sebenarnya dia telah di Jadikan Umpan Oleh Sultan Langkat untuk Kepentingan Ekspansi Kolonial Belanda,Hasil Kesepakatan yg di Lakukan Semua Raja Tamian,Memutuskan Hubungan dengan T Sulung.Raja-raja Tamiang jg Menghubungi Teuku Itam pd Masa itu Menjadi Wakil Sultan Aceh,agar dpt Hadir dlm Pertemuan di Pulau Kampai Guna Membahas Kapal-Kapal Perang Belanda yg dengan Leluasa Melalui Perairan laut Tamiang & Teluk Haru serta menangkap kapal-kapal Tongkang Milik Nelayan Pribumi pada saat itu melakukan Pelayaran perdagangan Ke Malaka & Penang ( Malaysia ).
Tindakan Belanda sudah sangat Melampaui Batas,Melalui T Sulung & sultan Langkat,Belanda & Raja-raja Tamiang mengadakan Pertemuan di atas kapal perang Belanda.Dalam Pertemuan tersebut di Putuskan Bahwa Belanda tidak Mencampuri urusan dalam Negeri Kerajaan –kerajaan yg ada di Tamiang,akan tetapi Belanda Meminta kepada Raja-raja Tamiang untuk untuk menyetujui beberapa kata sepakat antara lain :
1.Mengakui T Sulung Laut Sebagai Raja Seruway & Bergabung dgn Kesultanan Langkat & terpisah dari Kerajaan Bendahara.
2.Kerajaan Bendahara harus Bertanggung Jawab Atas Kematian T Usman.
3.Raja-raja Karang Wajib Membayar Pajak kpd Belanda atas Perdangan Luar Negeri (Ekspor )
Kerjasama yg di tawarkan Belanda kpd Raja- raja Tamiang di Tolak dgn Tegas Oleh Raja-raja Tamiang,maka Pertemuan tersebut tidak mencapai kata sepakat,Raja Bendahara ( T Achmad ) bersama Raja Muda Wakil dari sungai Iyu tetap melakukan Perniagaan dgn Kerajaan tetanga ( Malaysia ) & sering terjadi Bentrokan dgn Tentara Patroli Belanda di Perairan Tamiang.untuk kedua kalinya Pertemuan dgn Raja- raja Tamiang di lakukan,kali ini pertemuan di adakan di Pulau Kampai,Wakil dari Kerajaan Karang Raja Ben Raja,Wakil dari Kejuruan Muda Raja Nyak Cut,hasil kesepakatan dari Pertemuan tersebut adalah :
1.Raja Tamiang Hulu & Raja Karang Mengakui T Sulung Laut Bergelar Sultan Muda Indera Kesuma II sebagai Raja Tamiang Hilir/ Seruway
2.Raja-raja Tamiang Bekerjasama dgn Belanda Hanya dalam Urusan Dagang
Raja Bendahara menolak kata kesepakatan,maka situasi di perairan Tamiang kurang kondusif & Belanda Meningkatkan Patrolinya di perairan tersebut. Dalam rangka Perang Melawan Aceh,Belanda Juga Memutuskan Melakukan penyerangan ke Daerah Karang,Kejuruan Muda & Bendahara,dengan Mengharapkan Bantuan dari Sultan Muda Seruway.Maka pada Tahun 1874,Peperangan di Tamiang Mulai Terjadi.pada Bulan Januari 1874,Pemerintah Belanda memilih Seruway sebagai Controleur yg mewakili Belanda & Menyatakan Seruway Masuk ke Sumatera Timur ( Deli )
Controleur tersebut ialah “NEUMAN” di bawah Asisten Resident Van Deli.Belanda Mulai Membangun Benteng-benteng Pertahanan.Melihat Situasi Seperti ini,Raja Karang & Bendahara mulai Meminta Bantuan dari Lamnga & Peurelauk Jika Belanda Melakukan Penyerangan.pada Bulan Desember 1878 secara Mendadak Laskar Tamiang Melakukan Penyerangan & Menewaskan 14 org serta 5 org luka-luka dari pihak tentara Belanda di Bukit Selamat.dari Peristiwa ini Belanda Memperkuat Pasukannya & aktif melakukan Patroli ,tetapi belanda Belum mampu melewati sungai Tamiang untuk dapat mendarat di bagian Utaranya.
Pada Tanggal 8 Desember 1885 Laskar Tamiang Melakukan penyerangan Ulang di seruway.Penyerangan Kantor Pabean Belanda di Pulau Kampai & Pos Belanda di salah Haji.Belanda segera mengerahkan personilnya sebanyak 42 Opsir,1 pasukan Brigade atas 3 org Personil & 121 Serdadu Bumi Putera.terjadi peperangan yg sangat Dasyat,Laskar Tamiang maju tanpa takut,karena telah mendapat dukungan dari Aceh Yaitu Kedatangan Panglima Nyak Makam dari Lam-Nga.Belanda menambah pasukannya sebanyak 200 Personil serta senjata lengkap.sebuah Stombargs Milik Militer Belanda di Tembaki Oleh Laskar Tamiang di seruway,rumah Penduduk yg selama ini membantu Belanda juga di Bakar Oleh Laskar Tamiang,3 sekoci yang berisi serdadu Belanda yang akan mendarat di seruway dari Kapal H M Sindoro di Rantau Pakam di tenggelamkan & Semua personil tewas tak Luput juga Rumah Kapten Cina Seruway ( Lie Sen Se ) di Bakar Laskar Tamiang.
Melihat Situasi Belanda Telah memperkuat Pasukannya di Seruway & Kuala Tamiang,pada Tanggal 16 November 1889 Raja Silang Memutuskan Perdagangan & Menyatakan Angkat Senjata Melawan Belanda.Raja Umar adik dari Raja silang yang beribu Orang Gayo meminta bantuan Pasukan dari Gayo ( Pinding & Lokop ) bersama dengan Raja Silang Melawan Belanda.pada tanggal 13 Febuari 1893 puluhan koci Belanda Mendarat di seruway beserta Team Kesehatan dan Senjata Lengkap.
2.Serangan frontal belanda
Belanda Melakukan Penyerangan Secara Besar-besaran dan Frontal dengan senjata lengkap seperti Senapan dan Meriam di tanjung Mulia ( Pangkal timbang ) letaknya tidak jauh dari seruway ( 16 Feb 1893).tentara Belanda terus Berdatangan menuju Bendahara,penyerangan di lakukan mulai subuh,dari Penyerangan ini Belanda Berhasil Menaklukan Benteng Rakyat yg di Pimpin Oleh DT Tanjung,tempat kediaman Raja Bendahara di taklukan Oleh Belanda,secara umum Belanda telah menaklukan Bendahara.setelah menguburkan tentara Belanda di Perkuburan Arun Gajah ( Seruway )atas agresi yg mereka lakukan di Bendahara,mereka Kembali ke labuhan Via Salah Haji.rakyat Memasang Ranjau di Seluruh alur sungai untuk mengantisipasi Penyerangan Belanda.tanggal 29 Maret 1893 Belanda Mengirimkan Tentaranya dari Medan menuju Seruway yg terdiri dari 8 Opsir serta 200 Serdadu- 2 unit Meriam Gunung Puluhan serdadu Angkatan Laut Berbangsa Belanda & Satu divisi Pendaratan terdiri atas 120 Org Serdadu, Ekspedisi ini di Pimpin Oleh Kolonel A.H.V.D. Pol.Dalam Perang Kolonial di Tamiang,Perang Lubuk Batil dan Tumpuk tengah ini,menjadi sebuah catatan sejarah sebagai salah satu Perang terdasyat, karena memakan korban Jiwa di kedua Belah Pihak,di Pihak tentara Belanda yg Gugur antara lain :Pos Komando seruway Let V/d Schroef,Pasukan AL Let Mensert,Let Zelman & Let Engelen.128 serdadu & Para Offisieren.untuk Mengenang Peperangan ini Belanda Mendirikan Tugu Perlawanan tepat di depan Stasion Kereta Api di Medan ( Jantung Kota Medan),di Pihak Raja Tamiang Panglima Perang & sebanyak 60 orang Laskar Gugur ( Panglima Perang Raja Banta Achmad Tewas dalam Peperangan ( Syahid) beliau di makamkan ditanah tinggi di kampong hilir sungai Iyu).Setelah Melihat kekuatan dari Pihak Belanda.pada Tahun 1893,Perlawanan Bendahara & Kejuruan Muda melemah,maka Raja Maan dari Kejuruan Muda menemui Controleur Sieberg di Seruway melalui T Sulung Laut Sultan Muda Indera Kesuma.
L.S.;
ReplyDeleteAre you a keturunan Raja Karang,or other dynasty from tamiang.Look at site Festival Keraton Nusantara Skyscrapercity to see also pictures of delegasi dyansty Karang go to other dynasties of Indonesia.I am researcher Indonesia kerajaan and now contribute to encycopedy all 300 dynasties.I have silsilah with;sorry;correct dates of raja2 Tamiang.WSorry your dates not correct for 100%.I research in colonila reports in some eyars many info about the perang Tamiang with Raja Silang as big rebel leader.I have other pictures of raja2 Tamiang.Also maops and also I have other info.Do you know,when last raja2 Tamiang kerajaan died and who then were the dyanstychiefs and who are the dyanstychiefs now.Like to exchange info with them. I can speak Bahasa Indonesia. Thank you. Salam hormat: DP Tick(gelar Raja Muda Kuno)
secretary Pusat Dokumentasi Kerajaan2 di Indonesia "Pusaka"
pusaka.tick@tiscali.nl
facebook: Donald Tick
www.royaltimor.com
http://kerajaan-indonesia.blogspot.com
Vlaardingen/Belanda
L.S.;
ReplyDeleteSorry,in much you are right,but in many things I doubt stil.Likem old datwes.But good initiative.maybe we can work together.I have morev detailed dates of raja2. Thak you for reacting.
Salam hormat:
DP Tick
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAssalamualaikum,
ReplyDeleteSaya sedang mencari beberapa bahan terkait literatur tentang Kerajaan Karang. Terutama tentang masa awal penangkapan Raja Bin Raja. Bisakah saya mendapatkan sedikit informasi berupa judul dan penulisnya?
terimakasih.
www.acehmenulis.com
Sejarah Kerajaan Amnatun Timor dapat dilihat di amanatunam.blogspot.com
ReplyDeleteKepada bapak syukri al amin,referensi kami buku tarich aceh nusantara penulis H Samsudin cetakan thn 1961& AJ Kruisheer judul Tussen Deli En Ajteh.
ReplyDeleteTussen deli en Atjeh penulis AJ Kruisher & tarich aceh & Nusantara Penulis HM Samsudin thn 1961
ReplyDeletebukit karang yang disebut dalam kisah ini apakah yg sekarang kami sebut sekarang bukit remis tengku. bukit remis ini terletak di kampong pangkal kami ughang temiang menyebutnya. sekarang disebut kampong pangkalan di kecamatan kejuruan muda. karna org2 tua disana mengatakan kampog pangkal itu adalah kampong lama.
ReplyDelete